Jumat, Mei 30, 2008

REFRLEKSI 100 TAHUN KEBANGKITAN BANGSA INDONESIA

Mungkin seandainya kita membicarakn kebangkitan ibdonesia sudah terlalu basi, karena di acara TV yang marak adalah sinetron konsumsi para PRT,ibu2 dan Gosip.Mulai dari keretakan hubungan keluarga hingga KDRT.yah begitulah potret Indonesia setelah mendulang 100 kebangkitan Indonesia.Saya masih sempat teringat,belum terhapus saat saya mengikuti aksi demo di depan Gedung Agung 21 Mei ataupun pada atanggal 26 Desember tahun kemaren saat UGM merayakan Dies Natalisnya.Namun saya juga masih mengingat dengan jelas kenangan indah saat saya duduk di kursi Pejabat UGM di Rektorat sayap utara.Lantas bagaimana dengan nasib bangsamun sekarang ini?Bangsa kita....Seandainya boleh memilih,apakah saya bangga dengan Bangsa Indonesia.Saya tak kuasa mencucurkan air mata saya.SAYA SANGAT BANGGA MENJADI BANGSA INDONESIA.saat saya masih kecil saya mengikuti upacara bendera setiap hari senin,dan saat saya SMA saya selalu menjadi pengibar bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih.Sungguh kenangan yang indah buat saya. Namun semua itu tidak mingkin dijumpai oleh teman-teman saya,rekan-rekan saya,saudara-saudara saya diluar negeri.Bahkan didalam negeri sekalipun. Hanya saja saya disini sedang beruntung mendapatkan pengalaman seperti itu. Di Indonesiaku saja masih banyak terjadi Diskriminasi Kultural yang tak pernah kunjung habis.Belum lagi separatis yang selalu saja menjadi PR bagi pemerintah.Ada sebuah cerita yang memilukan saya jumpai,di Pulau Buru,sebuah Pulau yang terletak dikepulauan Maluku.Konon dan memang dalam catatan rakyat banyak Para Tahanan Politik mendekam akkibat dari Rezim Suharto.Ada seorang gadis yang berumur sekitar 15 tahunan. Dia dengan susah payah menjalani hidup kesehariannya dengan penuh susah payah mengingat daerah tersebutt termasuk pelosok. Hingga sampai saat dimana dia lulus SMP dan ingin melanjutkan ke Sekolah kejuruan.Saat ingin mengambil ijazah kesekolah ternyata dia menjumpai Bu Guru dan Bu Guru bilang Ijazahmu sudah diambil oleh Orang tuamu Nak.Begitu kata Bu Guru sambil memeluk dan mengusap rambtnya yang agak kemerah-merahan.Membisu seribu kata gadis itu,dan akhirnya dia pamitan dan mencium tangan Ibu Guru itu dengan penuh perasaan. Mungkin dai sadar hanya dengan seperti itu dia bisa membalas Bhakti dari seorang ibu Guru.Sekali lagi. Bu Guru itu memeluk dan mengusap rambut gadis itu layaknya dia melakukannya dengan anak sendiri. Sampai di rumah Gadis itu mencari ayahnya."Ayah,apakah aku bisa melihat hasil belajarku selama ini?" dan ayahpun menjawab,"ijazahmu sudah aku taruh dirumah Juragan Dipo." Bagaikan disambar petir disiang bolong.Gadis itu langsung jatuh lemas.Raganya tak mampu untuk mendengarkan satu jawaban dari ayahnya.Entah kenapa,apakah kata-kata tadi mengandung mantra.Ternyata dia menyadari bahwa hidupnya akan dia lampaui sebagai seorang budak di Tangan Tuan Dipo. Ayahnya mempunyai hutang untuk menghidupi mereka sehari2 dan sebagai pengganti bayaran itu Gadis itu harus menjadi budak dari Rentener yang sudah memasang bom waktu dalam keluarga itu.Kulit yang kuning langsat dari gadis itu tiba-tiba enggan untuk mencerahkan diri seakan dia tahu apa yang terjadi.Hingga akhirnya gadis itu menjadi budak dari Tuan Dipo dan seklaigus sebagai Budak nafsunya.Berbeda lagi dengan cerita yang benar-benar terjadi di Kota pelajar ini. Sebut saja Manis. Manis adalah seorang perempuan yang menuntut ilmu di Kota Jogja dengan dana pemerintah setempat sehingga boleh dikatakan dai sekolah gratis,sesuai perjanjian sampai gratis.Namun pada awal semester 2 dia menjumpai sebuah surat terlontar di bagian akademik bahwa dia tidak bisa mngikuti ujian karena Biayanya belum masuk ke Rekening Pak Rektor. Hingga akhirnya dia harus memangkas semua biaya yang dikkirim oleh keluarga untuk biaya kuliah,semnetara untuk Kost dai menghampiri satu demi satu teman dai yang kost juga. ITULAH potret Indonesia yang kadang saling memakan satu sama lain. Apakah Tuhan sudah tak berkenan kepada kita untuk menggunakan Perasaan serta hati kita. Banyak isu yang saling mendestruksikan satu sama lain. Konsepsi serta hukum rimbalah yang sekarang ini berlaku.Bahkan untuk aparat penegak hukum-pun tidak bisa menegakan diri mereka sendiri. Pelanggaran terhadap kampus UNAS yang mungkin sangat diluar batas wewenang yang mereka punya. Namun tetap saja berdalih KAMI MELAKUKAN SESUAI DENGAN PROSEDUR. Prosedur yang mana?Negara Indonesia ini menganut sistem Praduga Tidak Bersalah.Apakah gara-gara saling bertukaran cendera mata menjadikan Polisi harus memasuki dan merusak fasilitas-fasilitas Kampus?Seandainya ini semua Prosedure,maka selama ini Indonesia mempunyai Prosedur yang Salah dan tidak bernurani. Khususnya untuk tingkat aparat. Semboyan MELAYANI MASYARAKAT harus menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik. Dilingkungan sektorpun banyak terjadi ketimpangan-ketimpangan perilaku. Polisi sempat saya jumpai meminum MIRAS setelah melakukan apel pagi hari jumat. Ya memang tidak ada bukti yang mendukung,lha minumnya itu dirumah salah satu Polisi.Begitulah potret yang Buosok dari aparat kita saaat ini. Mungkin ini adalah sebuah sistem savety yang benar-benar Chaoz.Tak ada konsekuensi punisment yang diberiakn,namun hanya konsekuaensi moral yang mereka terima.Dan sayang konsekensi moral dari masyarakat itu malah membuat mereka bangga. 100

Tidak ada komentar: